Kamis, 03 Maret 2011

Temperamen dan Karunia Rohani

Untuk Bahan Temperamen ini 100% saya copas from other blogger.. Sebelumnya kepada : jusuf-psikologi
mohon ijin ya, demi pertumbuhan setiap Kelompok Kecil.

Pengantar

Setiap manusia unik, dan keunikan itu sedikit banyak disebabkan karena temperamennya. Apakah temperamen itu? Bagaimana pengaruhnya terhadap kita? Bagaimana dengan temperamenku sendiri? Aadakah hubungan antara temperamen dan karunia rohani? Materi ini menolong ­kita memahami pertanyaan-pertanyaan ini. Kita akan dipandu untuk mengenali temperamen & karunia rohani, menerimanya dan menggunakannya bagi gereja.


Terminologi
Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari orang tua kita. Pembawaan ini diwariskan melalui gen. Secara sadar ataupun seringkali tidak sadar, temperamen mempengaruhi seluruh aspek tindakan kita. Temperamen yang telah "dibudayakan" melalui pembentukan lingkungan disebut sebagai karakter. Sedangkan kepribadian adalah "sosok" yang kita tampilkan dalam relasi dengan orang lain. Bisa jadi, kepribadian sebagai "sosok" yang kita tampilkan berbeda dengan karakter kita yang sesungguhnya. Hal ini bergantung pada kejujuran kita dalam menampilkan diri.
Dengan mengerti secara sekilas perbedaan antara temperamen, karakter dan kepribadian, kita mendapati bahwa temperamen adalah "bahan dasar" yang membentuk karakter dan pada akhirnya kepribadian kita.
Persamaan & perbedaan antara talenta dan karunia rohani
Persamaan antara talenta dan karunia rohani: keduanya adalah pemberian Allah. Keduanya menjadi makin efektif ketika makin sering digunakan. Keduanya digunakan untuk kepentingan orang lain, bukan untuk tujuan pribadi. 1 Korintus 12:7 menjelaskan bahwa karunia roh diberikan untuk kepentingan orang lain … bukan untuk diri sendiri. Karena kedua perintah agung berhubungan dengan mengasihi Allah dan sesama, maka jelaslah bahwa seseorang haruslah menggunakan talentanya untuk tujuan tsb.
Namun talenta dan karunia roh berbeda dalam hal kepada siapa itu diberikan dan kapan diberikan. Seseorang (tanpa memandang kepercayaannya kepada Allah atau Kristus) diberikan bakat alamiah sebagai hasil kombinasi genetik (sebagian orang memiliki bakat alamiah dalam bidang musik, kesenian, atau matematika) dan lingkungan (bertumbuh dalam keluarga yang menggemari musik akan membantu seseorang mengembangkan talenta musik), atau karena Allah berkehendak menganugrahkan orang-orang tertentu dengan talenta tertentu (misalnya Bezaleel dalam Keluaran 31:1-6). Karunia Roh diberikan oleh Roh Kudus kepada orang-orang percaya (Roma 12:3, 6) pada saat mereka menaruh iman mereka kepada Kristus untuk mendapatkan pengampunan dosa. Pada waktu itu Roh Kudus memberi orang percaya karunia rohani yang Dia ingin orang percaya tsb. miliki (1 Korintus 12:11). Ada tiga kategori utama untuk karunia rohani.
Walaupun seseorang sering dapat mengembangkan talentanya dan kemudian mengarahkan profesi atau hobinya seturut dengan talenta tsb, karunia rohani diberikan oleh Roh Kudus untuk membangun gereja Kristus. Dalam hal ini semua orang Kristen memiliki peranan aktif dalam perluasan Injil Kristus. Semua dipanggil dan diperlengkapi untuk ambil bagian dalam “pekerjaan pelayanan” (Efesus 4:12). Semua diberikan karunia sehingga mereka dapat mendukung pekerjaan Kristus karena rasa syukur untuk apa yang telah dilakukanNya bagi mereka. Dengan berlaku demikian, mereka juga mendapatkan kepuasan hidup melalui jerih payah mereka bagi Kristus. Adalah tugas dari para pemimpin gereja untuk menolong membangun para orang kudus sehingga mereka dapat diperlengkapi lebih lanjut untuk pelayanan yang sesuai dengan panggilan Allah kepada mereka. Hasil yang dikehendaki oleh karunia rohani adalah gereja sebagai kesatuan dapat bertumbuh, diperkuat oleh kombinasi dari setiap anggota tubuh.
Untuk menyimpulkan perbedaan antara karunia roh dan talenta: (1) Talenta adalah hasil dari genetik dan/atau latihan, sedangkan karunia rohani adalah hasil dari kuasa Roh Kudus. (2) Talenta dapat dimiliki oleh siapa saja, Kristen atau bukan Kristen, sedangkan karunia roh hanya dimiliki oleh orang-orang yang percaya kepada Kristus. (3) Walaupun talenta dan karunia rohani seharusnya digunakan bagi kemuliaan Kristus dan untuk melayani orang lain, karunia rohani berfokus pada karya ini sementara talenta bisa saja digunakan untuk sesuatu yang sama sekali tanpa tujuan rohani.

Mengenal Empat Temperamen
Berikut ini akan dipaparkan karakteristik - positif maupun negatif - dari masing-masing temperamen. Daftar ini disusun berdasarkan analisa La Haye dan Littenauer.
Beberapa karakteristik positif dari temperamen sanguin adalah : ramah, optimis, impulsif, bersahabat, menyenangkan, mudah terharu, rasa humor yang baik, periang, tulus, ekspresif, penuh rasa ingin tahu dan baik dipanggung. Sementara karakteristik negatifnya adalah : egois, sulit berkonsentrasi, resah, tidak disiplin, mudah patah semangat, emosional, polos, dan labil.
Karakteristik positif dari temperamen koleris adalah : berbabakat pemimpin, dinamis, berkemauan kuat, memancarkan keyakinan, visioner, tegas, disiplin. Sisi negatifnya adalah : cepat "panas", dingin (tidak sensitif), sarkastis, tidak simpatik.
Karakteristik positif dari temperamen melankolis adalah : analitis, tekun, artistik, sensitif, idealis, dan teratur. Sedangkan sisi negatifnya adalah : perfeksionis, perimistis, berprasangka, menyimpan kebencian, dan labil.
Karakteristik positif dari temperamen flegmatis adalah : rendah hati, mudah bergaul, tenang, konsisten, cinta damai dan efisien. Sementara, karakteristik negatifnya adalah : lamban, pesimistis, keras kepala, kurang motivasi, dan cenderung kurang ekspresif.
Empat jenis temperamen tersebut adalah temperamen dasar yang mempengaruhi seseorang. Pada kenyataannya, tidak ada seorang pun mungkin yang hanya mempunyai satu jenis temperamen. Setidaknya, setiap orang adalah perpaduan yang unik antara 2 atau bahkan mungkin tiga jenis temperamen. La Haye mendaftarkan setidaknya ada dua belas perpaduan temperamen, yaitu : San-Kol, San-Mel, San-Fleg, Kol-San, Kol-Mel, Kol-Fleg, Mel-San, Mel-Kol, Mel-Fleg, Fleg-San, Fleg-Kol, dan Fleg-Mel.

Mengenal Karunia Rohani
Roma 12:3-8 mencantumkan karunia rohani berikut ini: nubuat, melayani (dalam pengertian umum), mengajar, menasihati, membagi-bagikan sesuatu, memimpin, dan menunjukkan kemurahan. 1 Korintus 12:8-11 mencantumkan karunia roh sbb: kata-kata hikmat (kemampuan untuk mengkomunikasikan hikmat rohani), berkata-kata dengan pengetahuan (kemampuan untuk mengkomunikasikan kebenaran praktis), iman (bersandar kepada Allah secara luar biasa), melakukan mujizat, nubuat, membedakan bermacam-macam roh, berbahasa roh (kemampuan untuk berbicara dalam bahasa yang belum pernah dipelajari), dan menafsirkan bahasa roh. Daftar yang ketiga terdapat dalam Efesus 4:10-12 yang berbicara mengenai Allah memberikan gerejaNya para rasul, nabi, pekabar Injil, dan gembala-pengajar. Ada pertanyaan mengenai sebetulnya ada berapa banyak karunia roh karena tidak ada daftar yang sama. Ada juga kemungkinan bahwa daftar dalam Alkitab bukanlah daftar yang lengkap, bahwa masih ada karunia roh lainnya yang tidak dicantumkan oleh Alkitab.


Temperamen & Karunia Rohani
Temperamen adalah salah satu faktor yang menjadikan kita unik dibandingkan dengan orang lain. Bukan hanya 4 temperamen dasar dan 12 perpaduan temperamen, namun juga tingkat perpaduan temperamen berlainan satu orang dengan yang lain (seorang dengan temperamen Sanguinis 70 % & Phlegmatis 30 % akan berbeda dengan perpaduan temperamen Sanguinis 55% & Phlegmatis 45 %).
Banyak hal secara bersama-sama membentuk diri kita secara keseluruhan (temperamen, talenta, IQ, pendidikan, keluarga dsb). Karena itu, tidaklah mungkin memprediksikan secara tepat apa yang dimiliki setiap perpaduan temperamen. Kita semua memiliki karunia rohani, namun karunia rohani ini memiliki urutan prioritas yang berbeda dalam diri tiap-tiap orang percaya. Bagi beberapa orang, karunia memimpin yang akan menonjol. Bagi orang lain, yang menonjol adalah karunia melayani. Mengenal temperamen akan membantu kita menemukan karunia rohani yang diberikan kepada kita.
Tim Lahaye memprioritaskan karunia-karunia rohani menurut perpaduan temperamen (primer & sekunder). Secara acak, ia menetapkan perpaduan 60 % & 40 %. Berikut adalah prioritas yang dibuat:


Daftar ini tidak serumit seperti yang terlihat, yaitu Anda hanya perlu mempelajari salah satu dari antara 12 karunia yang ada – yang diberikan kepada Anda. Sekali Anda menemukan kombinasi temperamen Anda, Anda hanya perlu mempelajari daftar tersebut yang menyangkut diri Anda untuk menemukan daftar prioritas karunia rohani Anda. Tetapkan dalam pikiran Anda, Anda memiliki karunia, namun dengan intensitas yang tidak sama.

Diubahkan oleh Kuasa Tuhan

Apabila kita menggunakan teori empat temperamen untuk menganalisa tokoh-tokoh dalam Alkitab, maka kita mendapati satu kenyataan yang menarik. Kita akan mendapati Petrus si Sanguin, Paulus si Kholeris, Musa si Melankolis dan Abraham di Flegmatis, adalah orang-orang yang dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tuhan telah memakai mereka dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang mereka miliki.
Bagaimana Tuhan bisa memakai mereka menjadi alat untuk kemuliaan-Nya? Tuhan tidak mengubah temperamen mereka. Tuhan tidak menjadikan mereka menjadi "orang lain". Yang Tuhan lakukan adalah mentransformasi temperamen tersebut. Transformasi temperamen diberikan Tuhan dengan kepenuhan kehadiran Roh-Nya yang kudus. Petrus adalah tetap seorang sanguin, tetapi seorang sanguin yang dipenuhi oleh Roh Allah. Demikian juga dengan Paulus, Musa dan Abraham. Masing-masing menjadi pribadi yang optimal dengan temperamen masing-masing oleh karena kehadiran Tuhan di dalam kehidupannya.
Sebagai contohnya, mari kita perhatikan apa yang terjadi dengan Petrus. Karakteristik Petrus yang sanguin terlihat ketika ia untuk pertama kalinya mendengar panggilan Mesias (Mat 4:20). Secara spontan, Ia segera berjalan mengikut Yesus. Kecekatannya dalam bertindak juga terlihat ketika ia melihat Yesus berjalan di atas air. Ia berkata,"… suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air … (Mat 14:28-29). Sifat spontan dari Petrus juga terlihat ketika ia melaihat Yesus mengalami transfigurasi. Petrus segera mengusulkan untuk membangun tempat kediaman bagi Elia, Musa dan Kristus (Mat 17:1-13). Demikian juga, ketika prajurit-prajurit Romawi menangkap Yesus, Petrus segera menghunuskan pedangnya (Yoh 18:10).
Salah satu karakteristik sanguin yang jelas terlihat dalam pribadi Petrus adalah kelugasannya dalam berbicara. Ketika para murid bergumul tentang siapakah Yesus, Petrus segera berbicara dengan lugas tentang siapakah Yesus; dan Yesus memuji kelugasan Petrus ini (Mat 16:13-20). Petrus, si sanguin ini adalah "orang panggung" yang selalu tampil dengan kespontanan dan kelugasannya dalam berbicara dan mengambil tindakan.
Sisi negatif dari karakteristik sanguin yang terlihat dalam kehidupan Petrus adalah sifat mudah berubahnya. Penyangkalannya terhadap Yesus hingga tiga kali menunjukkan betapa mudah berubahnya Petrus (Mat 26:69-70). Padahal sebelumnya dengan arogan ia menyatakan bahwa meskipun semua murid meninggalkan Yesus, ia akan tetap tinggal (Mat 26:31). Arogansi Petrus ini muncul dari kecenderungannya yang bergerak ke arah kepentingan diri sendiri atau egoistis (Mat 19:27).
Tetapi, Petrus paska turunnya Roh Kudus adalah Petrus yang diubahkan. Dari hati dan bibir yang labil, telah diubahkan Allah untuk menjadi pengkhotbah besar dengan hasil yang besar pula (Kis 4:4). Emosi Petrus pun juga mengalami suatu pengubahan yang luar biasa, dari pribadi yang meledak-ledak, menjadi seorang yang tenang dan mampu bersikap bijaksana. Perhatikan reaksinya, ketika ia ditantang oleh para iman untuk tidak memberitakan Yesus Kristus, Paulus dengan sangat tenang dan bijaksana mengatakan," … Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia … " (Kis 5:29). Demikian juga akhir kehidupan Petrus. Petrus bukan lagi seorang yang labil, tetapi dengan mantap ia menghadapi kematiannya di Roma.
Bagaimana Pengubahan Itu Terjadi?
Paulus menyatakan dalam 2Kor 5:17, "Jadi, siapa dalam Kristus Kristus adalah ciptaan baru; Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" (2Kor 5:17). Apa yang hendak dikatakan Paulus adalah hadirnya suatu natur baru di dalam diri setiap orang Kristen. Natur illahi dihadirkan Allah di dalam diri setiap orang Kristen. Natur ilahi ini tidak akan melenyapkan temperamen yang ada, tetapi akan memperlengkapi dan mentransformasinya. Bukti kehadiran dari natur ini dijelaskan oleh Paulus dalam Gal 5:22-23).
Paulus menyatakannya," Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran (tahan menderita, KJV), kemurahan (kelembutan, KJV), kebaikan, kesetiaan (iman, KJV), kelemahlembutan (tidak melawan, KJV), dan penguasaan diri. Seorang sanguin telah dilahirkan dengan rasa kasih, sukacita dan kebaikan; sehingga Roh Kudus hanya akan memurnikan karakter ini seturut dengan kehendak-Nya. Roh Kudus perlu untuk "memasok" damai sejahtera untuk orang sanguin yang mudah gelisah. Demikian juga tahan menderita ganti mudah menyerah, kelembutan ganti sikap grusa-grusu, sikap tidak melawan ganti egoistis, iman ganti rasa takut/kurang aman, dan yang terutama adalah penguasaan diri ganti kurang disIplin.
Orang Koleris yang sudah dilahirkan dengan disiplin, tahan menderita dan ketekunan, membutuhkan pemurnian oleh kuasa Allah dalam hal-hal tersebut. Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Kudus adalah rasa kasih dan belas kasihan yang akan memungkinkannya sensitif terhadap perasaan orang lain. Demikian juga ia membutuhkan damai sejahtera ganti ketergesaan, kelembutan ganti sikap sarkastis mereka, sikap tidak melawan ganti kecenderungan untuk memberontak, iman ganti kepercayaan terhadap diri sendiri.
Seorang melankolis dilahirkan dengan sikap lembut, penguasaan diri dan tahan menderita. Tinggal bagaimana Roh Allah memaksimalkan karakter bawaan ini. Kebutuhan utama seorang melankolis adalah kasih terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai ganti dari sikap perfeksionisnya. Sukacita ganti kecenderungannya yang muram, damai sejahtera ganti kecenderungan ganti sikap mengkritik ataupun menghakimi serta iman ganti kekuatiran yang terus menguasainya.
Seorang flegmatis yang dilahirkan dengan kelembutan dan keramahan, hanya memerlukan pemenuhan Roh Allah di dalam kehidupannya sehingga karakter tersebut betul-betul menjadi berkat bagi orang lain. Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Allah adalah kasih dan belas kasihan terhdap yang lain. Demikian juga daya tahan, ganti kecenderungan cepat menyerah. Iman ganti segala kekuatiran yang ada, dan penguasaan diri ganti kecenderungan untuk lamban.
Dalam pemenuhan yang terus menerus oleh Roh Kudus maka keempat temperamen ini akan menjadi temperamen yang diubahkan (ditransformasikan) oleh Allah. Pemenuhan ini tentunya menuntut kehidupan yang dipimpin oleh Roh Allah. Seperti yang dinyatakan oleh Paulus, "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin Roh" (Gal 5:25).

1 komentar: